Terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan berita online seperti pada contoh diatas
- Bahasa judul yang menggunakan bahasa gaul atau tidak baku, seperti pengguaan kata “cowok"
- Dari judul membuat orang yang membacanya cepat berpikir dan selesai sampai disitu, apabila ada yang penasaran membacanya maka akan mengerti bahwa ini berita fiktif dari keterangan si penulis berita
- Jujur saja berita ini sangatlah tidak begitu memiliki nilai berita, tidak ada hal yang menarik, hanya berupa informasi hiburan, namun sebaiknya berita ini tidak dimasukkan dalam halaman “peristiwa”. Mungkin lebih tepatnya masuk dalam halaman “hiburan”.
- Untuk foto seharusnya cukup satu saja, tanpa memberikan gambar berbayang di kiri kanan, mungkin niatnya supaya lebih menarik, namun terlihat tersekesan menggangu.
- Berita ini bersumber dari facebook atau media sosial, namun karena tidak memiliki nilai berita, sebenarnya berita ini tidak layak diunggah, alangkah baiknya jika informasi yang bersumber di media sosial tersebut merupakan informasi atau sebuah peristiwa yang penting dan perlu diketahui masyarakat
- Dari berita diatas dari judulunya membuat orang penasaran dan ingin membacanya. Namun sebenarnya berita ini hanyalah berita “bohongan” tapi dijadikan berita yang serius.
- Isi dari berita menginformasikan sebuah kebohongan, dan anehnya saat tanggal 2 April 2015 pihak Tribunnews.com tidak melakukan koreksi atau pembuatan berita yang sama dengan penambahan info bahwa hal ini hanya kebohongan belaka.
- Celakanya pemberitaan ini dimasukkan di halaman Fashion yang jika pengamat atau penggila fashion mengamini berita tersebut, bisa jadi pembaca juga ingin mencari dan mebeli produk tersebut.
- Kelemahan dari berita yang bersumber dari sebuah portal halaman berita luar negeri adalah, penulis hanya melakukan penerjemahan tanpa melakukan konfirmasi pada pembuat berita atau informasi, yang akibatnya pembaca serta-merta menerima berita bohong.
- Dari berita yang sama dengan Tribunnews.com, pada Detik.com memberikan informasi bahwa berita tersebut hanya bahan candaan untuk April MOP yang dirayakan 1 April 2015 (Detik membuat berita tersebut tangal 2 April 2015
- Dari kasus tersebut kelemahan dari berita online adalah, akurasi dari berita dan kebenenaran informasi yang diberikan, berbeda satu hari penanyangan berita dengan judul dan tema yang sama memiliki kandungan informasi yang sangat jauh berbeda. Itulah jika berita yang disampaikan berupa terjemahan dari berita asing yang hanya ingin mengandalkan keaktulitasan, namun salah dalam memberika informasi.
Serupa, namun tak sama. Berita ini saya ambil sebagai contoh perbandingan lain. Keserupaan dari kedua berita tersebut di atas adalah keduanya sama-sama menjadikan tulisan seseorang sebagai sumber berita. Lainnya adalah kedua berita tersebut menggunakan bahasa judul yang menarik untuk menarik perhatian mata pembaca. Bahasa yang digunakan pun cukup singkat, langsung pada inti nya yang menggambarkan isi tulisan nara sumber.
Namun demikian, di contoh yang ke dua ini, setidaknya kita mendapatkan informasi tambahan yaitu adanya modus penipuan meminta pulsa melalui sms. Meskipun dinilai hanya sebuah joke dan memilikinilai berita yang minim, namun publik mendapatkan sesuatu yang baru ketika membaca berita tersebut.Pada berita kedua ini, media online tidak melakukan blur pada hal yang menurut saya adalah sebuah privasi, yaitu nomor telepon. Sebaiknya nomer telepon yang ada pada pesan tersebut di blur kan, atau diberi tanda xxxx pada 4 digit terakhir. Karena dengan cara seperti itu, esensi dari berita tersebut tetap masih bisa mengena, tanpa menyebarkan hal-hal yang bersifat privasi.
Berita diatas adalah contoh lain dari berita online, dan dari sumber yang sama yaitu merdeka.com. Dari judulnya, reporter sudah memberi penjelasan bahwa berita yang ia publikasikan mengangkat dari ramainya media social yang membahas meme polwan tersebut. Judulnya juga dibuat menarik, lugas, dan to the point. Foto atau gambar yang ada di berita tersebut dituliskan caption, dan tema foto tidak melenceng dari berita. Dari segi kelayakan berita, berita ini cukup layak jika dipublikasi. Karena penulis menjelaskan mengapa meme polwan tersebut ramai diperbincangkan.Artikel diatas jika dilihat cukup membuat pembaca penasaran. dimana judul diatas menyebutkan sosok tuyul. dimana tuyul adalah sosok makhluk halus yang gemar mencuri uang jika ia dipelihara oleh manusia.pada berita di atas di tuliskan bahwa pipit (14) asal Jombang telah menangkal tuyul.kemudian berita tersebut menghebohkan warga sekitar. tidak hanya menangkap tuyul tetapi pipit juga menggambar makhluk tersebut.jika sekilas gambar tuyul tersebut kurang membuat percaya para pembaca mengenai berita tuyul tersebut. karena gambar tuyul yang di gambarka terlihat tidak mnyeramkan. tidak sesuai yang di bayangkan oleh para pembaca.berita di atas kurang akurat dan hanya sebagai selingan dalam berita hot news.berita diatas akan di anggap orang hanya isapan jempol belakang. karena berita tersebut akan cepat berlalu.
Dari nilai foto itu sendiri : kepemilikan foto juga tidak bisa dipertanggung jawabkan, tidak ada credit asli siapa yang menyebarkan atau darimana foto itu berasal. Dan berita yang di caption di dalam foto tersebut kebanyakan berisi tentang hal pribadi yang tidak penting dan tidak layak berita. Keaslian foto juga diragukan seturut dengan perkembangan teknologi, hal semacam ini sangat mudah direkayasa.
Dari media yang digunakan : Media yang digunakan pun bukan HM atau berdiri atas nama sendiri (ada ijin resmi dan hak paten). Orang berbondong-bondong mengupload foto chat semacam ini ke media sosial mereka. Padahal foto tersebut bukan foto mereka, atau mereka juga mendapatkannya dari orang lain. Maka dari itu hal ini tidak bisa dijadikan patokan untuk bahan berita. Karena keaslian yang simpang siur dan banyaknya foto serupa di berbagai media sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar